Iklan
Meilati Muriniani, Ayam Perawan
Meilati Muriniani pontang-panting tuntaskan ”Pusaka Rasa Nusantara”. Ia sampai pening mengecek kemungkinan salah ketik.
Meilati Muriniani tak kuasa menahan tawa saat diterangkan mengenai lempah uroeng tugang di sela kunjungannya ke Bangka. Ia mendapat penjelasan dari warga soal sajian yang terbuat dari ayam hutan itu. Bukan sembarang unggas yang membuat penulis buku tersebut mendapati tantangan.
”Ayamnya harus perawan. Bapak yang cerita, sih, serius. Tapi, aku mikir, cari ayam hutan saja susah. Harus yang perawan lagi,” tuturnya sambil tersenyum. Mei, demikian sapaannya, menalarkan saja ujaran itu dengan asumsi bahwa ayam yang masih muda tentu berdaging lebih empuk.