Sosok
Emiliana Arijani, Kisah Perias Jenazah
Butuh keberanian untuk merias jenazah. Itulah yang dilakoni Emiliana Arijani sejak SMA karena sahabatnya meninggal.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F25%2F6b15ff0c-2bf1-4e74-b86e-15c0025263e5_jpg.jpg)
Emiliana Arijani di Sanggar Sekar Wilis, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (21/6/2024).
Emiliana Arijani dekat dengan dunia rias. Di tengah kesibukannya yang padat, ia terpanggil menjadi perias jenazah. Sentuhan lembut jemari Emiliana menjadi bentuk penghormatan bagi sesama manusia yang telah sampai di ujung perziarahannya di dunia.
”Awalnya kepepet. Saat saya kelas II SMA, saya punya teman akrab yang meninggal karena kecelakaan. Ibunya meminta saya yang merias. Ada jahitan di mana-mana bekas luka,” kata Emiliana yang akrab disapa Emil, Jumat (21/6/2024), di Sanggar Sekar Wilis, Jalan Nyi Meleng, Arcawinangun, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di sanggar miliknya itu Emil menguri-uri seni tradisi Jawa.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Sentuhan Lembut Penghormatan".
Baca Epaper Kompas