Nama dan Peristiwa
Guruh Soekarnoputra, Cinta Gamelan
Di masa remajanya, Guruh aktif dalam komunitas musik lokal, sering tampil di banyak acara dan pesta tanpa bayaran.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F05%2F70e9d7ff-3df2-48da-8244-8f86502c5c67_jpg.jpg)
Seniman Guruh Soekarnoputra saat mengisi diskusi Dari Balik Nada yang menutup rangkaian Pameran Sampul Piringan Hitam berjudul No Music, Noise! di Galeri Matawaktu, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2024). Pameran dan diskusi ini digelar dalam rangkaian perayaan Peringatan Hari Rilisan Fisik Musik (Records Store Day) 2024.
Guruh Soekarnoputra lahir dari keluarga yang menanamkan cinta pada seni tradisional. Salah satu putra Bapak Proklamator Indonesia tersebut sedari kecil telah diajari berbagai tarian daerah dan musik tradisional, termasuk gamelan Jawa, Bali, Sunda, dan musik Melayu Sumatera.
”Dari situ saya juga mendapat masukan tentang musik-musik tradisional, terutama pada waktu itu dari Jawa, Bali, Sunda. Saya akhirnya bisa (bermain) gamelan. Saya mencintai gamelan dari kecil,” cerita Guruh dalam diskusi No Music, Noise! di Matawaktu, ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2024).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Cinta Gamelan".
Baca Epaper Kompas