Sosok
Yulius Barra’ Pasolon, Profesor Sagu dari Haluoleo
Yulius Barra’ Pasolon memberikan contoh pengelolaan tanaman sagu secara optimal di kebun sagu milik keluarga, yang sekaligus menjadi laboratorium pribadi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F15%2F08326e2a-27b9-40f8-bf23-ec8ccfa57100_jpg.jpg)
Prof Dr Ir Yulius Barra’ Pasolon, MAgr, ahli sagu dari Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara.
Yulius Barra’ Pasolon (64) merasa berutang pada sagu yang pernah menyelamatkan warga kampungnya saat bencana kelaparan pada tahun 1970-an. Hal itu pula yang membuat dia mendedikasikan sebagian besar perjalanan akademik untuk meneliti dan mengembangkan tanaman sagu sebagai sumber pangan.
El Nino kuat pernah memicu kekeringan parah di Indonesia pada tahun 1972. Aneka tanaman biji-bijian, seperti jagung dan padi, yang ditanam keluarga Yulius mengalami gagal panen. ”Kami yang tinggal di dataran tinggi Toraja saat itu sepenuhnya tergantung pada sagu yang dijual orang-orang pesisir Luwu,” kata Yulius, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 16 dengan judul "Profesor Sagu dari Haluoleo".
Baca Epaper Kompas