logo Kompas.id
TokohHerlin, Geliat ”Pomandu”...
Iklan

Herlin, Geliat ”Pomandu” Terakhir

Di Kelurahan Lipu, misalnya, jumlah ”pomanduno” tidak lebih dari 10 orang. Sejumlah anak dari ”pomanduno” terakhir ini bahkan tidak lagi mengenal cara pembuatan gerabah. Akibatnya, tidak terjadi regenerasi ”pomanduno”.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
· 1 menit baca
Herlin ditemui di Galeri Pomandu miliknya di Baubau, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/5/2022).
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Herlin ditemui di Galeri Pomandu miliknya di Baubau, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/5/2022).

Sejak masih merangkak, Herlin (27) karib dengan pembuatan gerabah yang berlangsung massal di kampungnya. Namun, semakin dewasa, dentum gerabah nyaris tidak terdengar hingga hanya tersisa segelintir ”pomanduno”. Ia berjuang untuk mengembalikan gerabah sebagai identitas wilayah, sekaligus melawan stigma yang melekat.

Sebuah bangunan tanpa daun pintu berdiri di tepi jalan di Kelurahan Lipu, Betoambari, Baubau, Sulawesi Tenggara. Plang bertuliskan ”Galeri Pomandu” terpasang di bagian depan. Pomandu dalam bahasa Lipu—salah satu subetnis di Buton, berarti kegiatan membuat gerabah, sementara para pembuatnya disebut pomanduno.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan