Herlin, Geliat ”Pomandu” Terakhir
Di Kelurahan Lipu, misalnya, jumlah ”pomanduno” tidak lebih dari 10 orang. Sejumlah anak dari ”pomanduno” terakhir ini bahkan tidak lagi mengenal cara pembuatan gerabah. Akibatnya, tidak terjadi regenerasi ”pomanduno”.
Sejak masih merangkak, Herlin (27) karib dengan pembuatan gerabah yang berlangsung massal di kampungnya. Namun, semakin dewasa, dentum gerabah nyaris tidak terdengar hingga hanya tersisa segelintir ”pomanduno”. Ia berjuang untuk mengembalikan gerabah sebagai identitas wilayah, sekaligus melawan stigma yang melekat.
Sebuah bangunan tanpa daun pintu berdiri di tepi jalan di Kelurahan Lipu, Betoambari, Baubau, Sulawesi Tenggara. Plang bertuliskan ”Galeri Pomandu” terpasang di bagian depan. Pomandu dalam bahasa Lipu—salah satu subetnis di Buton, berarti kegiatan membuat gerabah, sementara para pembuatnya disebut pomanduno.