logo Kompas.id
β€Ί
Tajuk Rencanaβ€ΊPandemi dan Eliminasi...
Iklan

Pandemi dan Eliminasi Tuberkulosis

Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati. Namun, hingga kini kasus masih banyak dan mematikan. Peningkatan akses layanan kesehatan, investasi sumber daya, dukungan, dan perawatan menjadi kunci eliminasi.

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjalani sesi wawancara dengan tenaga kesehatan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2019). Wawancara ini adalah simulasi dari program investigasi kontak untuk mengungkap kasus TBC di masyarakat.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjalani sesi wawancara dengan tenaga kesehatan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/3/2019). Wawancara ini adalah simulasi dari program investigasi kontak untuk mengungkap kasus TBC di masyarakat.

Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang paling mematikan. Menurut Global Tuberculosis Report dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2018, dua pertiga penderita TBC dunia berada di delapan negara. India yang terbanyak. Disusul China, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.

Penyakit akibat Mycobacterium tuberculosis ini paling banyak terjadi di paru-paru. Tapi, bisa juga di tulang, kelenjar getah bening, selaput paru, otak, saluran kencing, dan reproduksi. TBC menular lewat udara, ketika orang terhirup bakteri dalam percikan cairan saat penderita bersin atau batuk.

Editor:
HARYO DAMARDONO
Bagikan