Orang-orang Aneh dari Selatan
Pergunjingan dan desas-desus kian beredar. Tak seorang pun bisa menyalahkan atau membenarkan berita-berita itu.
Aku melihat orang-orang berdatangan dari Selatan. Mereka datang dalam rombongan-rombongan kecil. Orang-orang yang datang itu tampak lelah dan sarat oleh kekacauan di dalam pikiran mereka. Kepergian mereka ke desa Rembulan seperti menyimpan harapan yang sangat besar. Desa Rembulan yang diapit perbukitan tiga penjuru, entah kenapa dianggap sebagai desa yang bisa memberikan harapan untuk mereka. Untuk sampai ke desa Rembulan, orang-orang dari Selatan harus menyusuri sungai Kuning yang berkelok-kelok. Mereka harus berjalan selama tiga hari tiga malam untuk bisa sampai ke hulu sungai Kuning. Orang-orang Selatan yang biasa dengan kehidupan perkotaan akan menganggap ini perjalanan gila.
Kawasan Selatan dikenal sebagai sebuah pinggiran kota yang hancur lebur. Kawasan ini ada di balik kota Sanya yang megah dan masyur. Selatan adalah kebalikan kota Sanya yang ada di brosur-brosur wisata dan menjadi impian semua orang untuk mengunjunginya. Hanya orang yang berada antara hidup dan mati yang cukup nekad untuk menyeberang ke Selatan melalui sebuah celah di dalam air yang menghubungkan dua area ini. Orang-orang yang terbiasa tinggal di kota Sanya, akan merasa seperti dilempar ke neraka ketika memasuki area Selatan