Iklan
Memikirkan Upit
Sejak dia menikahi Upit, setiap keluar kota pergi bertugas, dia selalu menyempatkan diri menginap di rumah Upit.
Dia, lelaki tua yang baru pensiun itu, berpikir-pikir untuk menjawab pertanyaan dokter โapa yang bapak pikirkan?โ Dia mau menjawab: โbanyak!โ Tapi, tidak jadi. Ia senyum-senyum saja sambil memandang terus dokter yang sedang menuliskan resep obat dan berharap agar dokter itu tidak mengulangi pertanyaan yang itu lagi.
โTensi Bapak tidak boleh setinggi ini, terutama bagi orang seusia Bapak. Bapak tidak boleh terlalu banyak pikiran yang buruk-buruk. Pikirkanlah yang baik-baik saja. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang. Ya, Pak, ya? Bila obat ini sudah habis, Bapak datang lagi.โ