Ada dalam Ketiadaan
Di sebuah kamar petak, mereka berdiri di muka pintu. Di dalam, seorang perempuan sedang setengah terbaring di ranjang.
Ia telah menyelesaikan segalanya. Kesakitan dalam sepekan telah berakhir tepat di pukul 4 sore. Matanya menangkap semburat jingga memerah di kejauhan, setelahnya ia melihat tubuh ringkih tergolek di atas tilam. Tubuh seorang perempuan, begitu ringkih, rapuh dan tak memiliki daya hidup. Mata perempuan itu terpejam rapat, bibirnya mengatup dengan baik, namun telah nyaris lewat satu jam napasnya menghilang, badannya perlahan menjadi begitu dingin seperti pualam. Tubuh itu ialah tubuhnya, kini yang berdiri menatap dengan termangu-mangu itu jiwanya. Tak ada lagi selongsong kasar bagi jiwanya, kini ia terbebas sepenuhnya.
Saat dirinya masih termangu dan tak ada yang kunjung datang menemukan mayatnya, seorang laki-laki muncul begitu saja. Dia terkejut dan terheran-heran dari mana gerangan lelaki itu muncul, seakan dia datang dari balik tirai cahaya. Absurd namun benar-benar muncul dan kini berdiri di dekatnya. Aroma kasturi menguar, aroma yang menyergap penciumannya. Dia benar-benar heran ternyata hantu bisa mencium aroma atau mungkin lantaran aroma itu begitu semerbak. Dia mengingat-ingat belum pernah mencium aroma sepekat itu.