Tamansari dan Lelaki di Pokok Ketapang
Aku tahu Jar pernah tak naik kelas. Ia bahkan hampir tak melanjutkan sekolah setelah lulus SMP.
Kami datang terlambat saat beberapa petugas sibuk menata kendaraan yang diparkir sembrono oleh pemiliknya. Tempat parkir yang menyenangkan, teduh oleh rimbun pepohonan yang di pokok-pokoknya dikelilingi semen setinggi setengah meter yang diperlebar sehingga nyaman untuk duduk.
Aku dan pengunjung lain bisa membaui sisa bakaran dupa di salah satu sisi sumur tua yang dikelilingi dingin teralis besi yang terkunci, tepat di belakang bangunan berarsitektur Eropa dengan nuansa putih susu yang mengingatkanku pada novel Mo Yan yang sedang kukhatamkan. Aku berjalan mengikuti jalur setapak yang masih tampak baru setelah dipugar. Banyak tempat duduk tampak eksotik untuk berfoto.