Iklan
Uni Rubiyah dan Bang Kundat
Perkataannya tentang ia akan memotong burung Bang Kandar, kalau kawin lagi, bagiku bukan gurauan.
Kulihat dia semakin tak gairah bekerja. Tapi itu dia. Istrinya lain lagi, tambah semangat bekerja. Kuduga-duga, ada sesuatu agaknya. Namun sikap diamnya ini tak berani kutelisik lebih jauh. Nanti marah lagi dia. Seperti kejadian dua hari lalu. Aku dimarahkannya hanya gara-gara sepele. Terlambat mengantar nasi ramas (nasi-padang) pesanannya.
Sudah setahun ini kulihat sorot matanya memudar. Tak tajam lagi. Cahaya matanya yang selalu bening dengan sorot mata yang βkhusukβ sewaktu menjahit tak ada lagi. Yang kulihat, seperti hari kemarin mata itu seperti mata ikan tongkol yang jual dilapak. Pucat, karena sudah lama dipendam di dalam peti.