Suatu Hari, Kamu Akan Mengerti
Sejujurnya aku ragu, juga mulai merasa penat dan tidak yakin dermaga yang ingin kami tuju itu benar-benar ada.
Dalam surat-surat yang tidak aku kirim untukmu, aku merasa bisa bercerita tentang episode yang kusut ini. Segala sesuatu terasa seperti untaian benang lurus yang terus menjulur dari satu gulungan besar. Aku bisa terus menarik untaiannya hingga panjang dan tak terhingga, tapi kita paham bahwa itu tidak mungkin. Jadi untuk saat ini, aku harus memutus untaian itu sebelum ia menjadi terlalu panjang, melilit, dan membelit salah satu di antara kita.
Namun, anggap saja kamu sudah membaca surat-surat itu. Yang salah satu di antaranya, aku berusaha mengurai episode pemulihan diriku, yang pernah aku singgung secara sekilas saat kita pertama kali bertemu. Kamu tampak ingin tahu, tapi saat itu aku bingung harus memulai dari mana. Dan kita sama-sama tahu, kita tidak punya banyak waktu, juga tidak bisa mengira-ngira kapan akan bertemu lagi. Cerita berikut ini adalah kelanjutan dari isi surat itu, beberapa hal yang aku ingin kamu tahu, dan berharap suatu hari nanti, kamu akan mengerti.