logo Kompas.id
β€Ί
Sastraβ€ΊBunga-bunga Beracun di Rok...
Iklan

Bunga-bunga Beracun di Rok Lipit Retno

Wajah Retno yang murah senyum berubah kesal. Ditariknya kertas bertuliskan nilai-nilai moral perusahaan dari tangan Merpati dan membaca keras-keras.

Oleh
CINDY WIJAYA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xETLLBLdYZTRufVkRehEA3z6Z1s=/1024x812/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F07%2F9b23043b-afe6-4fd2-b850-7f62b1ad8017_jpeg.jpg

”Amin!” Merpati memulai Lentera Djiwa di pojokan gedung kaca dengan doa. Dan kau datang tepat saat kata amin terucap dari mulutnya, sengaja terlambat demi menghindarkan diri ikut serta dalam renungan pagi wajib per divisi sebelum memulai kerja.

Di Divisi Marketing Research kalian cuma berlima. Melati Sutjipta (kepala divisi) yang tentu saja berhak datang di atas jam sembilan atau jam berapa saja sekehendak hatinya. Jelas-jelas kita tak akan menemukan dia hadir di Lentera Djiwa. Merpati (manajer junior) yang berjiwa patuh pada Melati Sutjipta, dialah yang kerap memimpin renungan setiap jam delapan pagi tersebut. Bu Suro (supervisi lapangan) jarang dan tidak wajib datang ke kantor, terbebas dari keharusan mengikuti renungan pagi yang disenangi ibu-ibu divisi sebelah karena dapat melampiaskan tangisan mereka. Baru-baru ini ada Retno, anak baru yang menjabat Eksekutif Riset (mengaku sangat berpengalaman). Dia ini setipe dengan Merpati, penurut. Dan kau, staf paling menderita.

Editor:
BUDI SUWARNA, DAHONO FITRIANTO
Bagikan