Iklan
Makan Tak Boleh Beremah
Dulu, kukira ayah terlambat menyelesaikan makan karena asyik bercerita. Ada-ada saja yang diceritakan ayah pada emak. Seakan cerita-cerita itu menjadi ulam makan bagi ayah.
Ayah selalu saja terlambat menyelesaikan makan bersama kami. Suapnya satu-satu, tidak lahap. Ayah seperti menikmati benar makanan yang dikunyahnya perlahan. Seakan gerakannya kelihatan tak bergerak.
Itulah sebabnya makan malam kami selalu sehabis shalat Isya. Padahal, emak sudah mempersiapkan makan malam sebelum Maghrib. Menyajikan makanan di atas tikar pandan lebar yang dianyam emak sendiri. Dibentang di ceruk rumah kami yang tak seberapa besar.