logo Kompas.id
β€Ί
Sastraβ€ΊPisang Kembar
Iklan

Pisang Kembar

Pikirannya dibayangi kata-kata ibunya agar tidak makan pisang kembar. Ia khawatir anaknya akan lahir kembar sebagaimana pisang itu.

Oleh
A. Warits Rovi
Β· 1 menit baca
-
SUPRIYANTO

-

Tengah malam ketika ia bangun, perutnya terasa lapar. Tenggorokannya kering, seperti tanah cadas dicekik terik matahari. Lidahnya berlumur liur yang ia telan kembali dengan rasa haus dan lapar yang terus mendera supaya perutnya sedikit terisi. Amina, istrinya, mendengkur di sampingnya. Sepintas ia lirik perutnya yang buncit.

”Sudah enam bulan. Semoga lahir dengan selamat.”

Editor:
MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan