Iklan
Mama Eta
Mama Eta gemetar. Keringat mengalir dari wajah, leher, dan tangannya. Ia menyetor uang yang lain. Menggabungkan dengan yang dihitung oleh Ibu Udis dan Mama Katarina lalu pulang dan terus ke pasar.
Mengapa kesulitan terus datang sedang hidup sudah susah? Mama Eta menyalakan lilin, berlutut di depan foto Tuan Ma dengan Rosario kayu cendana di tangan. Ia berdoa dengan lutut gemetar dan air mata yang terus menggenangi kedua kantong matanya. Digenggamnya erat rosario warisan ibunya, didekapnya lebih erat ke dada.