logo Kompas.id
›
Sastra›Biografi Luka
Iklan

Biografi Luka

Ketika jarak semakin dekat, Saki yakin sosok itu memang seorang perempuan. Samar Saki mendengar perempuan itu menangis. Karenanya Saki curiga, perempuan itu akan melakukan bunuh diri.

Oleh
Yuditeha
· 1 menit baca
-
YUSWANTORO ADI

-

Saki pulang nyekar. Seharian dia habiskan waktu di makam Jejawu. Dia banyak merenung perihal sahabatnya itu, yang semasa hidup memang sering bersamanya. Bahkan setiap kali Saki melukis, Jejawu hampir selalu menemani. Namun setelah Jejawu meninggal, keadaannya menjadi lain.

Dulu setiap Jejawu di dekatnya, Saki merasa terbebani harus menjaganya. Keadaan mental Jejawu yang tidak normal penyebab Saki punya pemikiran seperti itu. Namun, kepergian putra pertama Luwika—Demang Sukodono—itu, membuat Saki menyadari sesuatu, dia tidak adil terhadap Jejawu. Saki pikir, dulu dia dan Jejawu akrab karena nasibnya hampir sama. Meski beda tingkatan, Saki juga punya kekurangan. Setengah dari wajahnya terdapat kerutan kasar melintang hingga membuat wajahnya tampak aneh.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan