Industri Musik
Industri Naik Terus, Nasib Musisi Kurang Terurus
Popularitas industri musik dan lagu belum sepenuhnya menyejahterakan semua insan musik Tanah Air.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F05%2F9d6ff0c3-ad3d-4214-a7b6-8f45fbde7095_jpg.jpg)
Beberapa sampul piringan hitam yang dipamerkan di lokasi diskusi Dari Balik Nada yang menutup rangkaian Pameran Sampul Piringan Hitam berjudul No Music, Noise ! di Galeri Matawaktu, Jakarta Selatan, Minggu (5/5/2024). Acara pameran dan diskusi ini digelar dalam rangkaian perayaan Peringatan Hari Rilisan Fisik Musik (Records Store Day) 2024.
Perkembangan zaman turut mendongkrak kinerja industri musik di Indonesia. Namun, popularitas dan kesejahteraan belum dirasakan oleh semua insan musik Tanah Air. Bahkan, rata-rata pendapatan sebagian besar pekerja musik di bawah upah yang ditetapkan.
Musik dan lagu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian hidup manusia. Apalagi, seiring kemajuan teknologi, mendengarkan musik dan lagu semakin dipermudah. Tak hanya bisa dinikmati di ruangan dengan peranti pemutar lagu tertentu, seperti tape recorder, lagu dan musik bisa didengarkan pada saat perjalanan, berolahraga, bahkan saat berkemah di gunung dengan bantuan alat pemutar musik nirkabel seperti ponsel.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Industri Naik Terus, Nasib Musisi Kurang Terurus".
Baca Epaper Kompas