logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPenggunaan Penyejuk Ruangan...
Iklan

Penggunaan Penyejuk Ruangan dan Ketimpangan Sosial akibat Pemanasan Global

Penggunaan AC di Indonesia akan timbulkan ketimpangan sosial yang semakin lebar akibat suhu panas yang terus meningkat.

Oleh
YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI
Β· 1 menit baca
Pekerja membersihkan deretan unit penyejuk ruangan (AC) di salah satu toko elektronik di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Cuaca panas yang terjadi beberapa pekan terakhir ini berimbas pada naiknya penjualan AC. Menurut keterangan penjaga toko, permintaan AC meningkat hingga 70 persen.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pekerja membersihkan deretan unit penyejuk ruangan (AC) di salah satu toko elektronik di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Cuaca panas yang terjadi beberapa pekan terakhir ini berimbas pada naiknya penjualan AC. Menurut keterangan penjaga toko, permintaan AC meningkat hingga 70 persen.

Penggunaan penyejuk ruangan (air conditioner/AC) kemungkinan akan semakin memperlebar ketimpangan sosial di masa depan akibat pemanasan global. Kelas ekonomi bawah akan kesulitan menghalau hawa panas di rumahnya, sedangkan kelompok menengah-atas akan semakin mendinginkan rumahnya dengan mengonsumsi energi yang menghasilkan emisi karbon.

Kepemilikan perabotan elektronik di suatu rumah tangga pernah menjadi simbol dari status sosial sebuah keluarga. Sampai dengan akhir era 1980-an, televisi di Indonesia masih dipandang sebagai benda yang prestisius. Termasuk juga lemari pendingin atau kulkas, apalagi AC. Pada zamannya, apabila di sebuah rumah terdapat benda-benda elektronik tersebut, keluarga yang memilikinya akan dipandang tinggi derajat sosialnya.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan