logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊBeban Berat Jakarta Menekan...
Iklan

Beban Berat Jakarta Menekan Dampak Krisis Iklim

Emisi gas rumah kaca yang relatif sangat besar menjadi tantangan Jakarta menuju kota global.

Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
Β· 1 menit baca
Kabut polusi asap membekap langit Kota Jakarta, Kamis (16/5/2024). Nilai indeks kualitas udara di Jakarta pada Kamis sekitar pukul 09.00, berdasarkan situs IQAir, adalah 176 atau dalam kondisi tidak sehat. Musim kemarau yang biasanya paralel dengan penurunan kualitas udara diprediksi akan berlangsung mulai bulan ini.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Kabut polusi asap membekap langit Kota Jakarta, Kamis (16/5/2024). Nilai indeks kualitas udara di Jakarta pada Kamis sekitar pukul 09.00, berdasarkan situs IQAir, adalah 176 atau dalam kondisi tidak sehat. Musim kemarau yang biasanya paralel dengan penurunan kualitas udara diprediksi akan berlangsung mulai bulan ini.

Setiap daerah harus melakukan upaya mitigasi guna mencegah dampak buruk krisis iklim yang melanda secara global. Jakarta sebagai wilayah yang lekat dengan aktivitas perekonomian dan memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat besar. Hal ini menjadi tantangan bagi Jakarta untuk menjadi kota global yang hijau dan ramah lingkungan.

Kewajiban untuk menekan dampak perubahan iklim sesuai agenda dunia itu diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Aturan tersebut mengatur bahwa setiap provinsi wajib menyusun Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) yang mengikuti arahan RAN-GRK. Secara umum, RAD-GRK itu merupakan rincian strategi pemerintah daerah untuk menurunkan tingkat emisi guna mengurangi dampak perubahan iklim.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan