logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊEmisi Karbon Pertanian...
Iklan

Emisi Karbon Pertanian Perkotaan Enam Kali Lipat dari Pertanian Konvensional

Pertanian perkotaan yang minim perencanaan akan menyumbang emisi karbon lebih besar dibandingkan pertanian konvensional.

Oleh
YOESEP BUDIANTO
Β· 0 menit baca
Narto menyirami tanaman tomat di atap gedung parkir Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa (19/3/2024). Atap gedung parkir seluas 500 meter persegi tersebut sudah satu tahun terakhir dijadikan lahan pertanian kota. Selain menjadi tempat pembibitan, atap gedung tersebut juga digunakan untuk pelatihan bagi warga kota yang berminat pada pertanian lahan sempit.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Narto menyirami tanaman tomat di atap gedung parkir Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa (19/3/2024). Atap gedung parkir seluas 500 meter persegi tersebut sudah satu tahun terakhir dijadikan lahan pertanian kota. Selain menjadi tempat pembibitan, atap gedung tersebut juga digunakan untuk pelatihan bagi warga kota yang berminat pada pertanian lahan sempit.

Pertanian perkotaan menjadi salah satu solusi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan berketahanan pangan. Sayangnya, implementasi budidaya perkotaan yang lemah hanya akan menyumbang emisi karbon jauh lebih besar dibandingkan pertanian konvensional. Pada Hari Bumi 22 April kemarin, kita diingatkan kembali untuk melestarikan lingkungan demi masa depan.

Kegiatan berkebun di rumah menjadi primadona masyarakat perkotaan semenjak masa pandemi COVID-19, khususnya sepanjang periode 2020 hingga 2022. Aktivitas masyarakat terkonsentrasi di rumah karena pembatasan mobilitas oleh pemerintah. Karena itu, banyak orang memutuskan berkebun di rumah, baik itu sekadar untuk hobi maupun untuk mencukupi kebutuhan pangan harian mereka.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan