logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMelestarikan Tradisi-tradisi...
Iklan

Melestarikan Tradisi-tradisi Ramadhan

Sebagian masyarakat merasa perlu tradisi saat Ramadhan tetap lestari dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
Β· 1 menit baca
Warga menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/3/2024). Ratusan orang berbuka puasa bersama pada hari pertama Ramadhan 1445 Hijriah/2024 di Masjid Istiqlal. Pengelola Masjid Istiqlal menyediakan 4.000-6.000 nasi kotak setiap hari untuk buka puasa selama Ramadhan.
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Warga menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/3/2024). Ratusan orang berbuka puasa bersama pada hari pertama Ramadhan 1445 Hijriah/2024 di Masjid Istiqlal. Pengelola Masjid Istiqlal menyediakan 4.000-6.000 nasi kotak setiap hari untuk buka puasa selama Ramadhan.

Sejumlah tradisi masih terus berkembang dan mewarnai bulan Ramadhan di Indonesia. Sebagian masyarakat merasa perlu tradisi saat puasa itu tetap lestari dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Apalagi, beberapa tradisi yang berkembang saat ini sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta UNESCO.

Beberapa waktu lalu, ramai pembicaraan tentang ”war” takjil di media sosial. Di berbagai platform media sosial, warganet menunjukkan gambar, video, atau cuitan yang menceritakan pengalamannya berburu takjil. Uniknya, perburuan itu tidak hanya diramaikan oleh umat Islam yang berpuasa. Namun, masyarakat non-Muslim pun tidak mau kehabisan jajanan dan camilan yang banyak dijajakan di bulan puasa ini.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan