logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPeran Sekolah Memutus Mata...
Iklan

Peran Sekolah Memutus Mata Rantai Perokok Anak

Perilaku merokok anak tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Terdapat korelasi yang kuat antara perilaku merokok anak dan perokok dewasa. Institusi pendidikan bisa menjadi garda terdepan melindungi anak.

Oleh
Yulius Brahmantya Priambada
Β· 1 menit baca
Murid beristirahat di dekat poster buatan temannya yang berisi informasi bahaya rokok di SD Negeri Tugu, Jebres, Solo, Jawa Tengah (3/10/2019). Informasi tentang dampak negatif dari rokok ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini untuk mendidik mereka agar terbiasa dengan pola hidup sehat.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Murid beristirahat di dekat poster buatan temannya yang berisi informasi bahaya rokok di SD Negeri Tugu, Jebres, Solo, Jawa Tengah (3/10/2019). Informasi tentang dampak negatif dari rokok ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini untuk mendidik mereka agar terbiasa dengan pola hidup sehat.

Anak-anak di Indonesia masih berada dalam bahaya asap rokok. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, tingkat prevalensi merokok pada anak usia 10-18 tahun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini jelas merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah yang hendak menurunkan prevalensi merokok anak menjadi 8,7 persen pada 2024.

Target penurunan prevalensi tersebut akan sulit tercapai jika lingkungan sekitar anak tidak ikut mendukung. Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2019-2022 dapat memberikan petunjuk mengenai hal ini.

Editor:
MB DEWI PANCAWATI
Bagikan