logo Kompas.id
RisetAnas, Demokrat, dan Hambalang
Iklan

Anas, Demokrat, dan Hambalang

”Politisi dapat terbunuh berkali-kali dalam politik. Namun, setelah terbunuh, politisi tersebut tetap dapat bangkit kembali.” Demikian ungkap mendiang Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.

Oleh
YOHAN WAHYU
· 1 menit baca
Anas Urbaningrum mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, di Jakarta, Sabtu (23/2/2013). Anas mengundurkan diri sehari setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkannya sebagai tersangka dugaan suap proyek pembangunan pusat olahraga Hambalang di Bogor, Jawa Barat.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Anas Urbaningrum mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, di Jakarta, Sabtu (23/2/2013). Anas mengundurkan diri sehari setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkannya sebagai tersangka dugaan suap proyek pembangunan pusat olahraga Hambalang di Bogor, Jawa Barat.

Nama Anas Urbaningrum mencuat di panggung politik nasional setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada kongres tahun 2010. Terpilihnya Anas sebagai ketua umum partai ini menjadi darah segar bagi regenerasi politik. Hal ini tidak lepas dari usianya yang masih 41 tahun saat terpilih, relatif masih muda jika dibandingkan ketua-ketua umum partai politik lain ketika itu.

Anas bagaikan rising star sebagai politisi muda yang dipercaya memimpin partai politik besar pemenang Pemilu 2009. Namun, karier politiknya di Partai Demokrat tidak bertahan lama. Kasus dugaan korupsi proyek Hambalang menjadi batu sandungan yang mengakhiri langkah politiknya di partai ini.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan