Muhaimin Iskandar, Meloloskan PKB dari Bayang “Partai Lokal”
Tidak hanya berhasil dalam meningkatkan dukungan pemilih, dalam kepemimpinan Muhaimin sebaran pendukung PKB menasional, tidak semata terkonsentrasi di Jawa Timur.
Semenjak digagas, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak lepas dari keberadaan Nahdlatul Ulama (NU). Kala itu, pertengahan Mei 1998, para kiai sesepuh NU bertemu di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur yang dikelola KH Abdullah Faqih. Mereka berembug, membahas situasi terakhir negeri dan merasa perlunya perubahan besar dalam menyelamatkan bangsa dari kehancuran.
Tak lama setelah Soeharto mundur, digelar istighosah akbar 21 Mei 1998 di Jawa Timur, dan para kiai NU meminta KH Muhammad Cholil Bisri dari Rembang, Jawa Tengah, untuk menggagas pendirian partai sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Namun, saat itu Cholil Bisri menampik. Akan tetapi, tidak pupus sampai di situ, usulan pendirian partai politik semakin deras tertuju pada Pengurus Besar NU.