logo Kompas.id
โ€บ
Risetโ€บAremania dan Tragedi Stadion...
Iklan

Aremania dan Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang

Seharusnya, tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
ยท 1 menit baca
Lilin dinyalakan pencinta sepak bola yang berkumpul di pintu masuk Asia Afrika, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/10/2022) malam. Mereka mengadakan aksi tabur bunga, menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama untuk menghormati kawan-kawan Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC melawan Persebaya. Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan 125 orang meninggal dunia dan 180 orang menjalani perawatan.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Lilin dinyalakan pencinta sepak bola yang berkumpul di pintu masuk Asia Afrika, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/10/2022) malam. Mereka mengadakan aksi tabur bunga, menyalakan 1.000 lilin dan doa bersama untuk menghormati kawan-kawan Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC melawan Persebaya. Tragedi Kanjuruhan mengakibatkan 125 orang meninggal dunia dan 180 orang menjalani perawatan.

Indonesia sedang berduka atas insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Ujian kini menerpa sepak bola tanah air, para pemain, penggemar, dan terutama lembaga yang menaunginya. Padahal, sepak bola itu indah, tapi penyelenggaraan yang tidak profesional justru merusaknya.

Sepak bola kini bukan sekadar olahraga yang berujung menang dan kalah bagi tim yang berlaga, melainkan telah melibatkan, menghubungkan, dan mengikat banyak orang. Nils Havemann dalam ceramah bertajuk โ€œdie gesellschaftliche Bedeutung des FuรŸballs in Deutschlandโ€, menegaskan bahwa sepak bola adalah kultur. Selayaknya kultur, dalam sepak bola terdapat perayaan, kepercayaan, gaya hidup, tradisi, dan terutama kumpulan individu yang menghidupinya.

Editor:
BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO
Bagikan