logo Kompas.id
RisetLangkah ‘Keynesian’ Tak Cukup ...
Iklan

Langkah ‘Keynesian’ Tak Cukup Topang Pemulihan

Perekonomian Indonesia masih dalam tren pemulihan. Namun, dominasi peran pemerintah sebagaimana paradigma Keynes rupanya belum efektif mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level sebelum pandemi Covid-19.

Oleh
Karina Isna Irawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W74k02Ub4cYUdOps33zGfugNcfo=/1024x524/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F41e92654-cef2-4843-b53d-51e192ab9358_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Gedung-gedung perkantoran di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta (5/5/2021). Pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 secara konsisten mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu.

Di balik indikator-indikator perekonomian yang menunjukkan perkembangan positif, peran dominan pemerintah nyatanya belum cukup kuat menstimulasi dan menggerakan roda perekonomian nasional. Dibutuhkan kebijakan ekonomi yang lebih progresif untuk memulihkan guncangan akibat pandemi Covid-19.

Pemulihan, menurut Oxford Languages didefinisikan sebagai proses untuk sembuh setelah sakit atau cedera. Dalam konteks ekonomi, pemulihan tecermin pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam lima kuartal berturut-turut setelah mengalami kontraksi ekonomi terdalam pada triwulan II-2020 sebesar negatif 5,32 persen. Momentum pemulihan ini harus dijaga pada tahun 2022 dan tahun-tahun mendatang

Editor:
Toto Suryaningtyas
Bagikan