logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMenggugat Tes PCR yang Mahal
Iklan

Menggugat Tes PCR yang Mahal

Alih-alih mendorong jumlah pemeriksaan dan pelacakan, tes PCR masih menjadi ladang bisnis menggiurkan.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/v7JHWKnXi8TNlK1yho3jVMWuvSg=/1024x656/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F6aa4287a-96c7-4766-af4a-43f02125237e_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Pegawai tenant Tunjungan Plaza mengikuti tes usap antigen massal di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/6/2021).

Kendati sudah diturunkan, biaya tes polimerase rantai ganda atau PCR masih terbilang mahal untuk masyarakat Indonesia. Jumlah pemeriksaan melalui tes PCR secara swadaya pun masih tidak kunjung meningkat. Keterbukaan informasi akan memudahkan memahami harga tes PCR dan menghilangkan praduga berlebihan.

Bisnis pemeriksaan PCR berkibar dan memperoleh keuntungan besar di masa pandemi Covid-19. Dalam seminar daring bersama Lapor Covid-19, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah menyebut perhitungan biaya tes Covid-19 setidaknya mencapai Rp 23,2 triliun. Jumlah ini dihitung berdasarkan jumlah spesimen yang diperiksa sepanjang Oktober 2020 hingga 15 Agustus 2021.

Editor:
Adi Prinantyo
Bagikan