logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊDemokrasi Indonesia Setelah 23...
Iklan

Demokrasi Indonesia Setelah 23 Tahun Reformasi

Aspek pembangunan manusia (kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan) warga negara menjadi hal yang tak kalah penting dalam pertumbuhan demokrasi di Indonesia.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/joOq2uSM-1QKev1iyQoK6oll1MM=/1024x627/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FFC-07943-II-30-ROS020.jpg
KOMPAS/EDDY HASBY

Massa mahasiswa senang ketika Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya. Pada Kamis (21/5/1998), hampir di seluruh penjuru Jakarta, kumpulan massa ikut senang memperingati hari bersejarah.

Agenda reformasi yang sudah berjalan selama 23 tahun sejak peristiwa Mei 1998, perlu terus dievaluasi. Untuk bisa mengenyam buah kesejahteraan dari demokrasi, butuh keterlibatan nyata dari masyarakat selain peran sentral para penyelenggara negara.

Perkembangan demokrasi Indonesia menjadi hal penting yang harus terus dicermati dalam perjalanan reformasi Indonesia. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang dirilis oleh BPS tiap tahunnya menunjukkan tren meningkat. Dari 67,3 (2009) ke 74,92 poin indeks (2019) dan jika dihitung, angka perbaikan kinerja demokrasi mencapai 0,69 poin per tahun.

Editor:
totosuryaningtyas
Bagikan