Mobilitas Penduduk
Dua Sisi Urbanisasi di Masa Pandemi
Urbanisasi penduduk tanpa diiringi dengan penataan kota yang baik berpotensi memperparah kondisi pandemi Covid-19 di perkotaan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2Fmbangun-desa.jpg)
Spanduk dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berisi imbauan tidak mengajak untuk berurbanisasi, terpasang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang dipadati pemudik Lebaran, Kamis (31/7/2014). Arus balik setelah Lebaran menjadi salah satu celah besar arus urbanisasi menyerbu kota.
Kondisi kota yang padat dengan mobilitas tinggi meningkatkan risiko penularan Covid-19. Situasi ini adalah risiko yang harus ditanggung karena tingginya urbanisasi tanpa penataan kota yang layak. Di sisi lain, urbanisasi menjadi salah satu solusi untuk memulihkan perekonomian pascapandemi.
Mudik menjadi momen tradisi hari raya Idul Fitri yang hampir tidak dapat ditinggalkan, meskipun situasi pandemi masih mengancam. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan larangan mudik lebaran tahun ini. Namun, kerinduan akan kampung halaman dan situasi pandemi yang melemahkan perekonomian juga menuntut sebagian masyarakat untuk mudik sekaligus untuk kembali ke asalnya agar dapat bertahan hidup.