logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPerkembangan Kota dan...
Iklan

Perkembangan Kota dan Penyebaran Covid-19

Pembatasan sosial untuk mengurangi penyebaran virus tidak bisa diterapkan hanya pada kota besar. Pembatasan juga harus dilakukan secara berbarengan pada wilayah atau kota penyangga di sekitarnya.

Oleh
M Puteri Rosalina
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kgrAa8oxu8wQqB2mcmCq0xIR2pc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F597cb01a-01dd-4454-8570-d1a0de739fb7_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Antrean calon penumpang di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, 15 Juni 2020. Kawasan metropolitan merupakan area perkotaan yang terpisah secara administrasi, tetapi terhubung secara spasial serta terdiri dari pusat kota dan wilayah sekitarnya. Jabodetabek merupakan salah satu di antaranya.

Fenomena urban sprawl atau perluasan kota secara kurang terencana tidak hanya mengubah tatanan secara spasial, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Fenomena ini juga berkontribusi pada penyebaran Covid-19 terkait dengan mobilitas penduduk dan kurangnya koordinasi antar-pemerintah daerah.

Pemerintah pusat menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali tanggal 11-25 Januari 2021 untuk menekan persebaran Covid-19, khususnya di wilayah metropolitan.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan