logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMenjaga Pasokan Beras di...
Iklan

Menjaga Pasokan Beras di Kantong Kemiskinan

Tingginya konsumsi beras warga desa ketimbang warga perkotaan disebabkan berbagai hal, di antaranya perbedaan kebiasaan makan. Tak sedikit warga desa mengutamakan kenyang sebagai tujuan makan daripada mendapatkan gizi.

Oleh
Bima Baskara
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XU3oBsA6wmJccO5DS2B0Zh7bmaU=/1024x643/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F24dbab65-0e73-452b-8286-b41101ff71c9_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Warga mengambil bantuan pangan nontunai yang disalurkan melalui e-warong di Kembangan Selatan, Jakarta Barat, 11 November 2020. Bantuan, antara lain, terdiri dari beras.

Kecukupan pasokan dan keterjangkauan harga beras menjadi salah satu hal krusial pada masa pandemi Covid-19. Beras sebagai bahan pangan pokok lebih banyak dikonsumsi warga perdesaan di luar Jawa, yang menjadi wilayah-wilayah kantong kemiskinan.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sejumlah kesimpulan yang menguatkan urgensi konsumsi bahan pangan pokok tersebut, khususnya bagi masyarakat miskin yang terdampak pandemi. Fakta bahwa beras lebih banyak dikonsumsi masyarakat perdesaan merupakan kesimpulan pertama yang dapat ditarik dari hasil survei ini.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan