logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊKabut Lumbung Pangan di Lahan ...
Iklan

Kabut Lumbung Pangan di Lahan Gambut

Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian selalu menimbulkan perdebatan, mengingat gambut termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Oleh
MB Dewi Pancawati
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ShslgGQ1V5q0HSpAGc_OhurJIEg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fad170510-5c59-4d1f-b6f6-b599e5c8a350_jpg.jpg
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Riyan (24) menjemur jagung hasil panen keluarganya di halaman rumahnya di Banyuwangi, Jawa Timur, 7 Mei 2020. FAO menyebutkan, pandemi dapat menambah 83 juta-132 juta penduduk yang rentan pangan di dunia akibat kekurangan gizi pada 2020.

Ketahanan pangan menjadi isu yang menguat sejak pandemi Covid-19, tetapi belum menunjukkan gambaran terang dalam solusinya. Hal ini tak lepas dari keraguan terhadap keberhasilan mewujudkan lumbung pangan di lahan gambut.

Pada Oktober ini, pemerintah menghidupkan kembali lumbung pangan di atas Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah. Persiapan pembukaan lumbung pangan yang dilakukan cepat sejak April lalu merupakan respons dari sinyal yang disampaikan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Lembaga ini memproyeksi, dunia akan mengalami krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan