logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊJerat Stigma Penyintas...
Iklan

Jerat Stigma Penyintas Covid-19

Rasa takut yang berlebihan di masyarakat terhadap penyakit menular, seperti Covid-19, menjadi sumber munculnya stigmatisasi.

Oleh
Debora Laksmi Indraswari
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iVkPYOqzfmHBBlORyAunZNP78UI=/1024x672/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F40a3b88b-deb9-4674-85b6-2f089309b6ff_jpg.jpg
KOMPAS/KRISTI DWI UTAMI

Dokter memberi semangat kepada pasien positif Covid-19 tanpa gejala yang sedang menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (10/10/2020).

Stigmatisasi hampir selalu mengikuti wabah penyakit menular. Ketakutan berlebihan dan minimnya informasi yang benar menjadi penyebabnya. Sayangnya, meskipun muncul bersamaan dengan wabah penyakit, penanganan stigma sering kali luput dari perhatian.

Stigmatisasi terhadap penyintas Covid-19 sudah terjadi sejak awal munculnya pandemi Covid-19. Para penyintas Covid-19 merasa stigma menjadi ancaman tersendiri selain virus SARS-Cov-2 itu sendiri. Hal ini sudah diperingatkan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menyebutkan bahwa musuh terbesar yang kita hadapi bukanlah virus, tetapi stigma yang membuat kita melawan satu dengan lainnya.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan