logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊSemiotika Politik PSI di...
Iklan

Semiotika Politik PSI di Pilpres 2024

Deklarasi kader Partai Solidaritas Indonesi, Giring Ganesha, akan lebih bergema untuk Pilkada DKI Jakarta 2022, bukan Presiden RI.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cLwKxKF6oGegdyVsxOKrqaKBpCY=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2FIMG_20170906_113525.jpg
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU

Giring Ganesha (tengah) menyerahkan berkas pendaftaran menjadi calon anggota legislatif Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kepada Ketua Umum PSI Grace Natalie di kantor Dewan Pimpinan Pusat PSI, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Giring Ganesha telah mengonfirmasi pencalonan dirinya sebagai presiden Indonesia pada Pemilu 2024. Publik perlu mencerna fenomena ini sebagai strategi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI untuk menguji geopolitik di DKI Jakarta.

Kemunculan awal isu pencalonan Giring Ganesha sebagai calon presiden Indonesia untuk 2024 dimulai dengan adanya baliho berukuran besar di Jakarta dan Pekanbaru. Awalnya pihak PSI dan Giring tidak memberikan komentar apa pun terkait dengan baliho yang telah tersebar di media sosial. Satu-satunya kabar yang diberikan adalah berkaitan dengan penunjukan Giring sebagai pelaksana tugas ketua umum PSI.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan