logo Kompas.id
Riset”Wahyu yang Hilang Negeri yang...
Iklan

”Wahyu yang Hilang Negeri yang Guncang”: Resep Sejarah ala Ong Hok Ham

Buku karya Ong Hok Ham setebal 438 halaman ini membahas sejarah Indonesia dan relevansinya dengan keadaan sosial politik negara di abad 21.

Oleh
Rangga Eka Sakti
· 1 menit baca

https://cdn-assetd.kompas.id/e5hsiRzvGoHky6vpGmCg4WmY43g=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_12416026_61_5.jpeg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) bersalaman dengan Adipati Kadipaten Pakualaman, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX, di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta seusai membacakan sabda tama atau amanat, Jumat (6/3/2015). Dalam sabda tama itu, Sultan meminta para kerabat keraton tidak lagi berkomentar tentang kemungkinan pergantian raja di Keraton Yogyakarta.

Adakah resep bagi seorang raja untuk melegitimasi kekuasaanya?

Editor:
robertus mahatma
Bagikan