logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊLika-liku Perayaan Imlek
Iklan

Lika-liku Perayaan Imlek

Nuansa keceriaan dan kebebasan menyambut perayaan Imlek selama hampir dua dekade tak lepas dari pasang surutnya dari masa ke masa.

Oleh
ANTONIUS PURWANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Je4IaHd-mcu2VrXe3FWJFvdg_54=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F93d7b7fe-8823-473a-a54c-7a61161b3c10_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga berusaha mendapatkan kue keranjang yang dibagikan dengan cara dilemparkan dari ketinggian saat tradisi Grebeg Sudiro di depan Pasar Gede Hardjonagoro, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/1/2020).

Jika menengok sejarahnya, kebijakan melarang atau mengizinkan Imlek pernah terjadi pada masa silam dan tak lepas dari pengaruh sosial politik pada zamannya.

Pada masa penjajahan Belanda, peringatan Imlek waktu itu dilarang untuk dirayakan. Pelarangan itu tidak lepas dari politik diskriminasi yang dikukuhkan oleh VOC pada tahun 1717 dan 1766 lewat peraturan pemilahan ruang hidup dan budaya orang Tionghoa yang terus-menerus diperkuat oleh bermacam aturan. Kelompok etnik Tionghoa waktu itu seakan diasingkan dari kelompok etnik Indonesia lainnya.

Editor:
Bagikan