logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊLiterasi Minim, Problem...
Iklan

Literasi Minim, Problem Kejiwaan Terus Terabaikan

Harus diakui, literasi publik mengenai kesehatan jiwa masih minim. Setiap orang sangat mudah terpapar masalah kejiwaan. Namun, tidak semua orang sadar dengan kondisi kesehatan kejiwaannya.

Oleh
EREN MARSYUKRILLA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cAt-erj3HsarcW0nvnRidG-8PQQ=/1024x1820/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20171113kor1-rawat-orgila.jpg
Kompas/Kornelis Kewa Ama

Perawat Agnes, di Panti Asuhan Dympnah sedang keramas rambut salah satu pasien sakit jiwa.

Harus diakui, literasi publik mengenai kesehatan jiwa masih minim. Setiap orang sangat mudah terpapar masalah kejiwaan. Namun, tidak semua orang sadar dengan kondisi kesehatan kejiwaannya, apalagi untuk meminta pertolongan.  Oleh karena penyebab masalah kejiwaan tidak hanya karena faktor individu, negara juga punya tanggung jawab besar untuk mencegah terjadinya dan menyediakan layanan kesehatan jiwa yang baik.

Di banyak negara, termasuk Indonesia, penanganan terhadap orang yang mengalami gangguan kejiwaan masih minim. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam paparan Mental Health Action Plan 2013-2020 disebutkan, sistem jaminan kesehatan di negara mana pun belum melayani pasien yang mengalami gangguan mental. Itu sebabnya terjadi kesenjangan yang tinggi antara orang-orang yang membutuhkan penanganan masalah kejiwaannya dan angka orang-orang yang tertangani.

Editor:
Bagikan