logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPendidikan Agama dan...
Iklan

Pendidikan Agama dan Intoleransi (1)

Oleh
BI Purwantari
Β· 1 menit baca

[caption id="attachment_9835181" align="aligncenter" width="800"] Siswa SMP dari sejumlah wilayah Tanah Air membaur bersama mentor dan keluarga angkat mereka setelah menyampaikan testimoni seputar Program SabangMerauke di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis (27/7/2017). Anak-anak yang beragam latar belakang suku dan agama itu mengikuti pendidikan toleransi dengan cara merasakan dan mengalami langsung di tataran realitas sosial.[/caption]

Pendidikan agama telah lama disadari sebagai salah satu fondasi penting pembentukan karakter, budi pekerti, dan etika siswa. Dalam konteks masyarakat majemuk Indonesia, pendidikan agama juga diharapkan ikut menumbuhkan sikap toleransi antarumat beragama.

Namun, beberapa tahun terakhir ini, sikap dan perilaku intoleran, bahkan radikal, terus bermunculan. Hampir semua korban berasal dari kelompok agama ataupun aliran minoritas. Bentuk perilaku, mulai dari yang paling ekstrem aksi bom bunuh diri serta kekerasan yang menyasar kelompok agama minoritas, pelarangan pembangunan rumah ibadah agama minoritas, kriminalisasi warga minoritas dengan menggunakan pasal penodaan agama, hingga perusakan penggunaan simbol-simbol agama minoritas di ruang publik.

Editor:
Bagikan