Iklan
Mengejar Cita-cita Hatta
Menyaksikan suka-duka ayah tirinya sebagai seorang saudagar, Mohammad Hatta yang saat itu berusia 11 tahun sadar, ada yang salah dengan politik keuangan negara yang saat itu dikuasai Belanda. Pencerahan itu berujung pada cita-cita akan suatu negara merdeka yang mampu menjamin kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Saat itu, sekitar 1914. Hatta meninggalkan kesejukan Bukittinggi untuk bersekolah di Padang, Sumatera Barat. Ia tinggal di rumah Mas Agus Haji Ning, ayah tirinya yang merupakan pedagang besar dari Palembang. Percakapan di seputar meja makan dengan ayah tiri dan para saudara laki-lakinya dinantikan Hatta setiap hari.