logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊBelajar dari Orde Baru,...
Iklan

Belajar dari Orde Baru, Dibutuhkan Pembangunan yang Berorientasi Keadilan Sosial

Cita-cita kemerdekaan hanya bisa terwujud jika strategi pembangunan turut melibatkan pembangunan manusia.

Oleh
HIDAYAT SALAM
Β· 0 menit baca
Pengusaha Heppy Trenggono, Aktivis Malari Hariman Siregar, mantan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, moderator sekaligus dosen Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, dan penulis buku trilogi <i>Tonggak-tonggak Orde Baru, </i>Bambang Wiwoho (dari kiri ke kanan), saat menjadi pengisi acara diskusi dan bedah buku trilogi <i>Tonggak-tonggak Orde Baru </i>karya di Kompas Institut, Jakarta, Jumat (11/10/2024).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Pengusaha Heppy Trenggono, Aktivis Malari Hariman Siregar, mantan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, moderator sekaligus dosen Universitas Paramadina Herdi Sahrasad, dan penulis buku trilogi Tonggak-tonggak Orde Baru, Bambang Wiwoho (dari kiri ke kanan), saat menjadi pengisi acara diskusi dan bedah buku trilogi Tonggak-tonggak Orde Baru karya di Kompas Institut, Jakarta, Jumat (11/10/2024).

JAKARTA, KOMPAS β€” Cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur baru bisa diwujudkan jika strategi pembangunan memiliki ruh dan berorientasi pada keadilan sosial dan pembangunan karakter bangsa.

Untuk itu, pemerintahan ke depan perlu diingatkan bahwa pembangunan sumber daya manusia mesti lebih diutamakan. Sebab, belajar dari pembangunan di era Orde Baru yang terobsesi dengan angka-angka seperti pertumbuhan ekonomi, sementara itu pembangunan manusia dilupakan, hanya akan membuat negara ini tidak akan ke mana-mana.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan