WAJAH BARU PARLEMEN
Dari Cekcok hingga Pelukan, Wajah Demokrasi DPD Sebelum Sultan Najamudin Terpilih
Dari proses terpilihnya Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD, ada praktik-praktik baik untuk modal DPD bekerja ke depan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F10%2F02%2F08205e2b-bb36-462e-868e-8bf4191816be_jpg.jpg)
Calon ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mattalitti (kiri) memberikan ucapan selamat kepada rivalnya, Sultan Najamudin, seusai penghitungan suara pemilihan ketua DPD dalam Sidang Paripurna DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2024) dini hari. Sultan Najamudin terpilih sebagai Ketua DPD mengalahkan petahana La Nyalla.
Sejumlah praktik baik berdemokrasi ditunjukkan dalam proses pemilihan calon pimpinan Dewan Perwakilan Daerah atau DPD 2024-2029. Setiap kandidat diwajibkan untuk memaparkan visi dan misi. Sebelum menjadi kandidat, mereka harus memenuhi syarat dukungan tertentu. Perbedaan pandangan pun mewarnai hampir sepanjang sidang dengan hujan interupsi dari para anggota. Beberapa kali ketegangan bahkan mengkristal pada adu mulut di antara kandidat. Namun, semua ketegangan itu luruh saat kandidat yang kalah menghampiri pemenang dan memeluknya di pengujung proses pemilihan.
Waktu menunjukkan pukul 02.30 WIB, Rabu (2/10/2024), saat Sultan Najamudin mengucapkan sumpah sebagai Ketua DPD periode 2024-2029. Sultan mengalahkan La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD 2019-2024, dalam voting pemilihan ketua DPD yang memperebutkan 151 suara. Senator dari Bengkulu itu memperoleh 95 suara, unggul dari La Nyalla yang memperoleh 56 suara. Di periode 2019-2024, Sultan menjadi salah satu dari tiga wakil ketua di bawah pimpinan La Nyalla.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Cekcok Berujung Pelukan di Panggung Pemilihan Pimpinan DPD".
Baca Epaper Kompas