logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊParakitri T Simbolon, Wartawan...
Iklan

Parakitri T Simbolon, Wartawan Pemikir Kebangsaan Itu Telah Berpulang

Sebagai guru jurnalistik, Parakitri mengajar untuk membangkitkan nalar kritis murid-muridnya.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
Β· 0 menit baca
Direktur Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Parakitri T Simbolon, mengangkat medali pada acara penyerahan Hadiah Sastra Khatulistiwa di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (25/10/2002) malam. Parakitri T Simbolon mewakili penulis Remy Sylado, yang mendapat hadiah sastra tersebut lewat karya berjudul <i>Kerudung Merah Kirmizi</i> terbitan KPG.
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING

Direktur Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Parakitri T Simbolon, mengangkat medali pada acara penyerahan Hadiah Sastra Khatulistiwa di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (25/10/2002) malam. Parakitri T Simbolon mewakili penulis Remy Sylado, yang mendapat hadiah sastra tersebut lewat karya berjudul Kerudung Merah Kirmizi terbitan KPG.

JAKARTA, KOMPAS β€” Mantan Redaktur Senior Harian Kompas Parakitri T Simbolon berpulang pada Minggu (24/3/2024). Ia disemayamkan di Rumah Duka Rumah Sakit Carolus, Jakarta, Selasa (26/3/2024), sebelum dikremasi di krematorium rumah sakit tersebut pada hari yang sama. Tak hanya dikenal sebagai wartawan, Parakitri juga dikenal sebagai pemikir keindonesiaan.

Gagasan keindonesiaan yang dikemukakan Parakitri T Simbolon mewujud dalam buku berjudul Menjadi Indonesia yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada tahun 1995. Rektor Universitas Multimedia Nusantara, yang juga wartawan senior harian Kompas, Ninok Leksono, mengatakan, buku itu merupakan salah satu dari proyek penulisan tentang Indonesia yang digagas Kompas pada pertengahan tahun 1990-an. Kompas membentuk tim khusus untuk menuliskan perjalanan Indonesia sejak masih berbentuk Nusantara hingga merumuskan nasionalisme sebagai bangsa Indonesia, masa Orde Baru, hingga gambaran masa depan.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan