logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊSeruan Diabaikan Jokowi, Guru ...
Iklan

Seruan Diabaikan Jokowi, Guru Besar Ingin Gerakan Rakyat yang Lebih Besar

Penggugat hasil pemilu mesti bekerja luar biasa untuk membuktikan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.

Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
Β· 0 menit baca
Dosen Fisipol UGM, Wahyudi Kumorotomo (tengah), membacakan deklarasi dan pernyataan sikap Kampus Menggugat di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (12/4/2024). Gerakan Kampus Menggugat mengajak kalangan akademisi dari setiap universitas untuk mengembalikan etika dan konstitusi yang dinilai terkoyak selama lima tahun terakhir.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Dosen Fisipol UGM, Wahyudi Kumorotomo (tengah), membacakan deklarasi dan pernyataan sikap Kampus Menggugat di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (12/4/2024). Gerakan Kampus Menggugat mengajak kalangan akademisi dari setiap universitas untuk mengembalikan etika dan konstitusi yang dinilai terkoyak selama lima tahun terakhir.

JAKARTA, KOMPAS β€” Guru besar menginginkan gerakan yang lebih besar dari rakyat, khususnya kaum akademisi dengan melibatkan mahasiswa, demi menjaga demokrasi. Sebab, seruan yang disampaikan sivitas akademika selama ini tidak pernah didengar Presiden Joko Widodo.

Berbagai seruan moral dari perguruan tinggi telah disampaikan dalam menyoroti kemunduran demokrasi di akhir masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Seruan dimaksud, di antaranya, dari kalangan sivitas akademika di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Editor:
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Bagikan