Pengunduran Diri Mahfud MD Tunggu Pertemuan dengan Presiden Jokowi
Pengunduran diri Mahfud MD sebagai Menko Polhukam kini tinggal menunggu pertemuan dengan Presiden Jokowi.
CIREBON, KOMPAS — Pengunduran diri Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tinggal menunggu pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Calon wakil presiden nomor urut 3 ini pun telah meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menjadwalkan pertemuan itu.
”Saya sudah menemui Mensesneg Pak Pratikno untuk minta dijadwalkan saya ketemu Bapak Presiden (Jokowi),” ucap Mahfud saat ditanya awak media terkait dengan rencana mundur dari jabatannya, Selasa (30/1/2024). Siang itu, ia menghadiri sarasehan dengan para kiai di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Baca juga: Mahfud MD Menanti Momentum untuk Mundur dari Jabatan Menko Polhukam
Menurut Mahfud, pada 2019 lalu, dirinya diangkat oleh Presiden Jokowi untuk menjadi menteri dengan penuh kehormatan. ”(Saya) juga harus memberi tahu (rencana mundur) dengan penuh kehormatan tentang langkah-langkah politik saya. Itu segi etiknya, ya. Saya sudah (laksanakan),” ucapnya.
Cawapres dari Ganjar Pranowo ini ingin menjalankan nasihat orang Jawa, yakni ojo tinggal glanggang, colong playu atau meninggalkan posisi untuk lari dari tanggung jawab. ”(Saya tidak ingin) pergi begitu saja, tidak menghadap (presiden) dulu dengan penuh kehormatan,” ucap Mahfud.
Keinginan untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam, ia utarakan dalam acara Tabrak Prof! di Semarang, Jawa Tengah, pekan lalu, Selasa (23/1/2024) malam. Saat itu, Mahfud menyampaikan, dirinya sebelumnya tidak mundur dari kabinet karena ingin menunjukkan etika yang baik sebagai pejabat negara.
Namun, menurut dia, pihak lain justru menggunakan jabatan untuk kepentingan kontestasi Pemilu 2024. ”Oleh sebab itu, saya kira percontohan saya, ya, sudah cukup. (Untuk mundur dari jabatan) tinggal menunggu momentum karena ada sesuatu tugas negara yang harus saya jaga,” ujarnya (Kompas.id, (24/1/2024).
Mahfud menuturkan, sebagai cawapres, ia ingin memperjelas langkah politiknya. Akan tetapi, sesuai dengan aturan ketatanegaraan, jabatan menteri merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Pihaknya pun tidak bisa memastikan apa keputusan Presiden. ”Semoga Presiden bisa mengambil (keputusan),” ucap Mahfud yang masih menunggu jadwal bertemu Presiden.
Musuhi yang jahat
Terlepas dari rencana pengunduran dirinya, Mahfud mengajak kalangan pesantren untuk tetap ikut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjelang Pemilu 2024. Menurut dia, sejak negeri ini terbentuk, pesantren telah berperan besar dalam menjaga pluralisme yang menghargai keberagaman warga.
”Jangan musuhi orang karena perbedaan agamanya. Jangan musuhi orang karena perbedaan sukunya, Jangan bermusuhan karena berbeda rasnya. Tapi, musuhi orang karena kejahatannya. Kalau orang jahat, musuhi sama-sama. Orang suka korupsi, musuhi, sikat sama-sama. Enggak pandang bulu,” kata Mahfud.
Jangan musuhi orang karena perbedaan agamanya. Jangan musuhi orang karena perbedaan sukunya, Jangan bermusuhan karena berbeda rasnya.
KH Yasyif Maemun, pengasuh Pondok Pesantren Assalafie di Babakan Ciwaringin, menilai, keilmuan dan pengalaman Mahfud MD tidak diragukan lagi karena pernah berkecimpung di bidang legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Ia pun berharap, Mahfud bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
KH Maemun mengimbau kepada masyarakat agar mencermati para kandidat dan tidak salah dalam memilih pemimpin bangsa. ”Memilih pemimpin itu taruhannya keselamatan negara,” ucapnya.
Baca juga: Mahfud MD Tepis Isu Rencana Menghadap Presiden Joko Widodo