logo Kompas.id
Politik & HukumAlumni SMA Top Gan Dukung...
Iklan

Alumni SMA Top Gan Dukung Ganjar-Mahfud, Dianggap Pilihan Terbaik

Deklarasi Alumni SMA Top Gan diisi diskusi yang dihadiri Alam Ganjar serta beberapa tokoh nasional.

Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
· 3 menit baca
Alumni SMA Top Gan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jakarta, Minggu (28/1/2024).
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR

Alumni SMA Top Gan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jakarta, Minggu (28/1/2024).

JAKARTA, KOMPAS — Alumni beberapa sekolah menengah atas dari sejumlah daerah yang tergabung dalam kelompok Alumni SMA Top Gan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Capres-cawapres bernomor urut 3 tersebut dinilai merupakan pasangan dengan rekam jejak dan pengalaman terbaik.

Deklarasi Alumni SMA Top Gan bertajuk ”All Out Ganjar-Mahfud” dilangsungkan di bilangan Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2024). Alumni SMA Top Gan merupakan gabungan kelompok alumni beberapa SMA, antara lain Alumni Kanisius Jakarta, Alumni Tarakanita Jakarta, Alumni Pangudi Luhur, Alumni Santa Ursula Jakarta, Alumni Gonzaga Jakarta, Alumni Loyola Semarang, Alumni Theresia Jakarta, serta Alumni De Britto Yogyakarta.

Acara deklarasi dihadiri Alam Ganjar, putra Ganjar Pranowo, serta diisi dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional. Para tokoh tersebut mengungkapkan pandangan mengenai pentingnya Pemilu 2024 dan sosok pemimpin yang diharapkan.

Rohaniwan dan juga Guru Besar Emeritus STF Driyarkara Jakarta Franz Magnis-Suseno menyampaikan, Pemilu 2024 penting karena negara dinilai dalam situasi yang genting. Magnis mengaku, dia sempat ditanya sahabatnya mengenai pilihannya pada Pemilu 2024. Pertanyaan itu dijawab Magnis, yang penting tidak memilih yang terburuk.

Menurut dia, salah satu masalah yang mengemuka adalah persoalan etik, sebagaimana terlihat dalam proses bernegara saat ini. Menurut Magnis, tanpa etika, kekuasaan akan merosot. Tidak hanya itu, Magnis menilai sudah ada tanda bahwa arah Pemilu 2024 akan dimanipulasi oleh penguasa.

Putra Ganjar Pranowo, Alam Ganjar, hadir dalam acara deklarasi Alumni SMA Top Gan yang mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Minggu (28/1/2024), di Jakarta.
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR

Putra Ganjar Pranowo, Alam Ganjar, hadir dalam acara deklarasi Alumni SMA Top Gan yang mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Minggu (28/1/2024), di Jakarta.

Magnis menuturkan, dia mulai meragukan kepemimpinan Presiden Joko Widodo karena setelah terjadi Peristiwa Paniai tahun 2014, Presiden saat itu tidak kunjung membentuk tim khusus untuk mendalami kasus itu. Demikian pula revisi Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, hingga putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90 Tahun 2023 terkait batas usia capres-cawapres memperlihatkan kondisi yang gawat.

Iklan

”Betul bahwa pemilihan yang akan datang itu dicuri. Kita dalam situasi gawat, lebih gawat dari sebelum reformasi,” kata Magnis.

Menurut Magnis, dalam menentukan pemimpin, masyarakat mesti melihat sosoknya. Kriterianya antara lain apakah sosok tersebut bisa dipercaya, berwawasan luas, serta bertanggung jawab. Magnis juga menggarisbawahi pentingnya melihat rekam jejak masa lalu.

Budayawan Goenawan Mohamad mengatakan, dia prihatin dengan rusaknya lembaga negara satu demi satu. Di sisi lain, banyak pemimpin yang dulu dia kagumi kini seolah seperti menelan ludahnya sendiri. Oleh karena itu, lanjut dia, memilih seorang pemimpin juga dimaksudkan untuk mencegah yang buruk berkuasa. Dan, memilih pemimpin tersebut bukan hanya hak, melainkan juga kewajiban.

”Maka, seharusnya pemilu tidak hanya memilih orang, tapi juga memilih agar lembaga negara itu dipertahankan. Yang penting adalah menegakkan kembali republik yang hilang,” ujar Goenawan.

Menurut Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Benny Susetyo, salah satu masalah yang terjadi adalah manipulasi hukum. Untuk itu, dia menyarankan agar publik tidak takut dan mengambil sikap melawan.

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyapa pendukungnya dalam kampanye rapat terbuka Pemilihan Presiden 2024 di Lapangan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2024).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyapa pendukungnya dalam kampanye rapat terbuka Pemilihan Presiden 2024 di Lapangan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2024).

Karena itu, Benny mengajak publik tidak lagi diam melihat penyelewengan, termasuk janji kampanye yang justru nantinya dapat menghancurkan struktur ekonomi masyarakat di bawah. Untuk itu, moralitas publik mesti ditegakkan. ”Saatnya kita melakukan pilihan. Dan, pilihan itu hanya kepada orang yang dosanya paling kecil,” ujarnya.

Aktivis perempuan dan hak asasi manusia Sandrayati Moniaga menambahkan, beberapa peristiwa atau kebijakan yang terjadi menjelang Pemilu 2024 memperlihatkan adanya ketidakberesan. Hal itu antara lain terkait dengan persoalan keterwakilan perempuan di parlemen minimal 30 persen, penelusuran harta kekayaan calon anggota legislatif yang minim waktu, hingga putusan Mahkamah Konstitusi tentang batas usia capres-cawapres.

Di sisi lain, di lapangan terdengar adanya kecenderungan dukungan dari aparat keamanan dan militer terhadap paslon tertentu. Hal itu menunjukkan bahwa dugaan kecurangan itu memang benar adanya.

Melihat hal itu, pengusaha Sofjan Wanandi meminta agar publik tidak salah memilih pemimpin. Salah satu tolok ukur pemimpin adalah mau menaati hukum yang berlaku di negeri ini. ”Sekarang kita harus menentukan pemimpin kita, di mana (saat ini) hukum itu sama sekali tidak ditaati. Seolah Presiden itu di atas hukum,” ujarnya.

Menurut Sofjan, jika rakyat salah memilih pemimpin, maka yang akan menderita adalah rakyat. Dan, Sofjan menilai, waktu yang ada untuk memperbaiki itu semua semakin terbatas, terlebih ketika melihat indikasi kecurangan yang dinilainya masif. Pada kesempatan itu Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa, menyampaikan, meski belum banyak bertemu dengan Ganjar, dia meyakini bahwa Ganjar dan Mahfud adalah sosok yang tepat. Kedua orang tersebut, ujarnya, merupakan pribadi yang selalu mendengarkan dan mau introspeksi di banyak hal. ”Agar jangan sampai bablas,” ujar Andika.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan