Muhaimin Iskandar Janji Perbaiki Tata Kelola Pangan Nasional
Muhaimin Iskandar berjanji akan membuat petani, nelayan, dan peternak menikmati hasil kerjanya dengan baik.
TULUNGAGUNG, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, berjanji akan memperbaiki tata kelola pangan nasional. Masyarakat akan dilibatkan sebagai bagian dari kesatuan desain pangan nasional.
Saat berdialog bersama pembudidaya ikan air tawar di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024), Muhaimin mengatakan, pemerintah memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menata dengan baik nasib petani, nelayan, pembudidaya, peternak, dan seluruh masyarakat yang terlibat di dalam mata rantai pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
”Titik pijaknya adalah kewajiban pemerintah dalam membangun tata kelola pangan agar kita punya perencanaan pangan yang baik, agar seluruh kebutuhan pangan yang baik ini benar-benar terwujud dengan baik,” kata Muhaimin.
Menurut Muhaimin, jangan sampai petani, peternak, pembudidaya, dan nelayan yang menjadi penyangga pangan nasional tidak menjadi bagian dari kesatuan desain pangan nasional. Ia menegaskan, kebutuhan pangan sangat besar karena Indonesia memiliki penduduk yang besar. Namun, apabila tidak teliti dan mengelola dengan baik, peluang besar tersebut akan dikuasai orang asing dan hanya menjadi kenikmatan untuk para importir.
Lihat juga: Muhaimin Iskandar Bertemu Nelayan Jakarta Utara
Ia berjanji, apabila Anies Baswedan dan Muhaimin menang dalam Pemilu 2024, pangan akan terpenuhi dengan baik. Petani, nelayan, dan peternak akan menikmati hasilnya dengan sangat baik. Sebab, pasokan dari bawah dan kebutuhan bagus. Menurut Muhaimin, dua pihak ini bisa saling menguntungkan dengan baik.
Muhaimin menegaskan, nilai jual harus dikelola dengan baik. Pemerintah mulai dari hilir sampai hulu bertanggung jawab memfasilitasi kebutuhan antara produksi dan pasar dengan adil. Keadilan berarti semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati proses pembangunan. Salah satunya, hasil produksi ikan air tawar yang jumlahnya sangat besar tidak hanya dinikmati oleh lapisan perantara.
Salah satu upaya yang akan dilakukannya ialah kebutuhan pakan akan dicukupi agar semua pembudidaya ikan air tawar bisa produktif dengan biaya produksi yang lebih murah. Selain itu, pemerintah akan mendorong kemandirian produksi pangan, khususnya di Tulungagung. Ia akan melibatkan para ahli dan profesional agar masyarakat di Tulungagung mendapatkan kesejahteraan.
Muhaimin juga akan mengupayakan tata kelola harga jual yang menguntungkan. Ini harus ditelusuri mulai dari regulasi, aturan main, undang-undang, hingga peraturan di bawahnya. Karena itu, ia setuju adanya penyediaan infrastruktur bagi kemandirian pangan dan pakan untuk pembudidaya ikan air tawar.
Ia juga akan menyiapkan pasar luar negeri. Salah satu yang bisa dilakukan ialah jemaah haji yang jumlahnya mencapai 250.000 mengonsumsi hasil dari pengusaha ikan asal Indonesia.
Selain bertemu dengan pembudidaya ikan air tawar, Muhaimin juga bertemu dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah yang terus bergerak untuk kemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin. Mereka berharap ada sistem ekonomi yang menguntungkan dan memberikan peluang bagi mereka untuk maju.
”Mereka-mereka itulah pengusaha yang menginspirasi sekaligus menjadi misi ekonomi nasional yang berkeadilan,” kata Muhaimin.
Salah satu pembudidaya ikan air tawar di Tulungagung, Nur Sidik, berharap kepada Muhaimin agar dipilih menteri agama yang bisa ikut menjual ikan dari dalam negeri. Menurut Nur, penjualan ikan air tawar merosot setelah pandemi Covid-19. Ia berharap penjualan ikan air tawar di Tulungagung mendapatkan perhatian dari pemerintah karena hasilnya melimpah.
Perwakilan Asosiasi Pembudidaya Ikan Air Tawar Ibnu Muslim mengungkapkan, banyak masalah yang terkait dengan dunia perikanan di Tulungagung. Karena itu, ia mendorong adanya kemandirian dalam pembuatan pakan. Selama ini, mereka masih bergantung pada pakan hasil produksi pabrik sehingga biaya pakan menjadi besar. Di sisi lain, kualitas beberapa pakan produksi pabrik jelek.
Selain itu, ada persoalan bahan baku. Mereka tidak pernah mendapatkan pendampingan terkait bahan baku. Akibatnya, ketika bahan baku habis, mereka harus membeli lagi dengan harga yang lebih mahal.
Mereka juga mengalami persoalan terkait stabilitas harga. Selama ini belum ada peraturan jelas mengenai harga. Akibatnya, banyak permainan dalam penentuan harga. Ibnu berharap ada pengawasan dan pengendalian harga.
Ia juga berharap difasilitasi dan dibina dalam meningkatkan daya saing hasil produksi. Para pembudidaya ikan air tawar telah memperolah beberapa pelatihan. Namun, tindak lanjut dari pendampingan itu masih kurang.