logo Kompas.id
Politik & HukumMuhaimin Resapi Nilai...
Iklan

Muhaimin Resapi Nilai Persatuan dari Ajaran Leluhur

Berkunjung ke Candi Boyolangu, Muhaimin Iskandar mencoba meresapi nilai-nilai persatuan warisan para leluhur.

Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
· 2 menit baca
Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (ketiga dari kiri), berkunjung ke Candi Boyolangu, atau yang dikenal dengan Candi Gayatri, di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (ketiga dari kiri), berkunjung ke Candi Boyolangu, atau yang dikenal dengan Candi Gayatri, di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).

Candi Boyolangu menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi calon wakil presiden nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar, saat berkunjung ke Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024). Berdiri sejenak di depan arca Gayatri Rajapatni, Muhaimin mencoba meresapi makna nilai persatuan yang dibangun oleh ajaran para leluhur.

Gayatri merupakan nenek Hayam Wuruk. Gayatri dinikahi oleh pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Adapun Hayam Wuruk merupakan mentor dan sahabat dari Gajah Mada.

Bagi Muhaimin, Candi Boyolangu yang dikenal sebagai Candi Gayatri merupakan situs yang sangat penting. Sebab, situs ini menjadi inspirasi munculnya Bhinneka Tunggal Ika sekaligus peletak tonggak yang menginspirasi Gajah Mada dalam mempersatukan Nusantara.

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (baju putih), disambut warga ketika berkunjung ke Candi Boyolangu, atau yang dikenal dengan Candi Gayatri, di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (baju putih), disambut warga ketika berkunjung ke Candi Boyolangu, atau yang dikenal dengan Candi Gayatri, di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).

”Dari situlah kita berharap ajaran nilai dan keteladanan Gayatri ini terus tumbuh di generasi ke generasi,” kata Muhaimin.

Ia sengaja berkunjung ke Candi Gayatri untuk meresapi makna nilai persatuan yang dibangun oleh ajaran para leluhur.

Iklan

Muhaimin menegaskan, situs kekayaan negara harus dijaga, dipelihara, dan dirawat. Peninggalan bersejarah harus menjadi kekuatan nilai budaya bangsa sekaligus bisa menjadi kekuatan ekonomi nasional. Situs kebudayaan bisa menjadi sarana pendidikan, sosial, dan titik temu pembelajaran serta kemajuan ekonomi Indonesia.

Dari situlah kita berharap ajaran nilai dan keteladanan Gayatri ini terus tumbuh di generasi ke generasi.

Situs kebudayaan ini menjadi perhatian Anies Baswedan dan Muhaimin. Jika menang dalam Pemilu 2024, situs budaya akan terus ditangani oleh negara agar tumbuh menjadi destinasi yang produktif.

Adapun kepala arca Gayatri telah hilang. Menurut Muhaimin, hilangnya kepala arca Gayatri harus terus digali. Peneliti dari Eropa sudah mencoba mengkajinya. Sebab, biasanya bagian arca yang hilang ditemukan di Eropa.

Juru pelihara Candi Gayatri, Terus Yuwono, mendoakan agar harapan Muhaimin bisa terkabul. Ia menjelaskan, Gayatri merupakan ratu yang bisa membesarkan Majapahit menjadi mercusuar dunia pada tahun 1350. Terus menjelaskan, situs ini awalnya tertimbun tanah dan baru ditemukan pada 1914.

Candi Boyolangu (Candi Gayatri) di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024). Di candi ini terdapat arca Dewi Tara atau Prajnaparamitha yang sering dihubungkan dengan Gayatri Rajapatni yang merupakan istri pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Candi Boyolangu (Candi Gayatri) di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024). Di candi ini terdapat arca Dewi Tara atau Prajnaparamitha yang sering dihubungkan dengan Gayatri Rajapatni yang merupakan istri pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Candi Gayatri berada di atas lahan seluas 945 meter persegi. Candi ini memiliki tiga tingkat, yakni kaki, badan, dan mahkota. Arca Dewi Tara atau Prajnaparamitha yang berada di lokasi situs sering dihubungkan dengan Gayatri.

Prajnaparamitha merupakan seorang putri yang sangat bijaksana dalam membangun kemakmuran negaranya. Untuk memperbesar negaranya, Prajnaparamitha mendapatkan wahyu yang bernama Bhinneka Tunggal Ika Tan Hawa Dharma Mangrwa, yang artinya ’boleh berbeda asalkan satu, yakni rukun’.

Baca juga: Muhaimin: Menang atau Kalah, Resolusi 2024 adalah Berpihak kepada Rakyat

”Tidak ada perpecahan, tidak ada perselisihan, tidak ada permusuhan. Semua harus bersatu untuk menyongsong masa Indonesia menjadi mercusuar dunia,” ujar Terus.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan