logo Kompas.id
Politik & HukumTahun Politik, Presiden Ajak...
Iklan

Tahun Politik, Presiden Ajak Muslimat NU Jaga Persatuan Bangsa

Presiden Jokowi mengajak kader Muslimat NU untuk tetap menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika Pemilu 2024.

Oleh
HIDAYAT SALAM, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
· 3 menit baca
Presiden Joko Widodo berdialog dengan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama saat mengikuti Hari Lahir (Harlah) Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Presiden Joko Widodo berdialog dengan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama saat mengikuti Hari Lahir (Harlah) Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

JAKARTA, KOMPAS — Peringatan Hari Lahir Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024), dijadikan momentum untuk menegaskan komitmen para perempuan nahdliyin untuk menjaga persaudaraan dan kesatuan bangsa. Seluruh kader Muslimat NU diharapkan turut mengawal penyelenggaraan Pemilu 2024 agar berjalan dengan damai.

Harapan agar Muslimat NU menjaga persatuan itu salah satunya disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada peringatan Harlah Ke-78 Muslimat NU di di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu pagi. Dalam kesempatan itu, Presiden mengingatkan bahwa sebentar lagi pemungutan suara Pemilu 2024 akan digelar.

Presiden mengajak seluruh kader Muslimat NU untuk turut andil dalam pemilu. Sebab, pemilu yang digelar untuk memilih anggota legislatif serta presiden dan wakil presiden penting bagi kemajuan bangsa.

Baca juga: Harlah Ke-78, Muslimat NU Diharapkan Terus Perjuangkan Kejayaan Bangsa

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat mengikuti Harlah Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat mengikuti Harlah Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Terkait hal itu, Presiden meminta semua pihak, khususnya Muslimat NU, untuk tidak saling menghujat, menghina, atau menjelekkan hanya karena berbeda pilihan politik. ”Jangan mau kita diadu domba seperti itu. Jangan mau kita dibentur-benturkan seperti itu. Jangan mau kita dipecah belah seperti itu,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Lebih lanjut, Presiden meminta semua elemen bangsa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Silaturahmi harus tetap terjaga meski punya pilihan politik yang berbeda. Dengan demikian, pemilu yang merupakan pesta demokrasi lima tahunan akan berjalan baik dan damai.

Dalam sambutannya itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan terima kasih kepada Muslimat NU yang selalu menjaga NKRI serta merawat Pancasila, persatuan, dan kerukunan untuk Indonesia maju. ”Muslimat NU memang luar biasa,” katanya.

Politik NU adalah politik dakwah, politik kebangsaan, dan politik keumatan. Karena itu, semua warga NU wajib menjaga ketenangan di masyarakat.

NU didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926. Organisasi Islam terbesar di Indonesia itu memiliki sejumlah badan otonom salah satunya adalah Muslimat NU.

Menjaga ketenangan

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar menekankan, dalam Nahdlatul Ulama yang berakidah ahlussunnah wal jamaah, warga NU akan selalu menunjukkan sikap taat kepada pimpinan. Warga NU akan mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan menaati apa yang sudah jadi keputusan pemimpin.

Iklan

”Apabila pemimpin sudah disepakati, harus ditaati. Jika tidak sepakat dengan kebijakan atau keputusan, jangan berkhianat,” katanya.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftakhul Akhyar memberikan pidato sambutan saat acara pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2023 di Pondok Pesantren Al Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/9/2023).
DOKUMENTASI PBNU

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftakhul Akhyar memberikan pidato sambutan saat acara pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2023 di Pondok Pesantren Al Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/9/2023).

Hal tersebut, kata Kiai Miftah, penting untuk menjaga ketenteraman. Jangan sampai langkah dan ucapan yang ditunjukkan membuat gaduh hanya karena tidak suka dengan pemimpin. Sebab, situasi itu berpotensi menyebabkan kerusakan yang lebih besar serta perpecahan.

Miftah kembali mengingatkan bahwa politik NU adalah politik dakwah, politik kebangsaan, dan politik keumatan. Karena itu, semua warga NU wajib menjaga ketenangan di masyarakat. Salah satunya dengan tidak menyebarkan kabar buruk tentang pemimpin yang bertujuan merusak nama baiknya ataupun menghina dan meremehkan pemimpin.

”Karena ciri karakter orang NU, menyimpan rasa saudaranya. Apalagi kabar tersebut tidak valid, tanpa tabayyun, klarifikasi,” tuturnya.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menambahkan, perayaan hari lahir bukan hanya sebatas peringatan usia Muslimat NU, melainkan juga momentum untuk memperkuat solidaritas dan semangat kesetaraan di kalangan umat. PBNU juga menekankan pentingnya menjaga harmoni dan ketertiban di tengah kehidupan masyarakat terutama menjelang Pemilu 2024. ”Bersama bergandengan tangan, bersaudara, berjuang untuk Nahdlatul Utama, berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Gus Yahya.

Baca juga: Jalan Abad Kedua Nahdlatul Ulama

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memasuki area Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023), untuk mengikuti Apel Hari Santri 2023.
KURNIA YUNITA RAHAYU

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memasuki area Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023), untuk mengikuti Apel Hari Santri 2023.

Tak ada politisasi

Seusai Peringatan Harlah Ke-78 Muslimat NU, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, komitmen menjaga pemilu damai dan peran kader Muslimat NU untuk menjaga kerukunan dan persaudaraan di masyarakat. Muslimat NU senantiasa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merawat Pancasila.

”Kita memasuki perhelatan besar pemilu pada 14 Februari mendatang, kita butuh doa dan zikir bersama. Zikir berguna untuk menenangkan hatinya. Seluruh kader yang hadir ini akan terdorong untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian supaya muncul rasa keteduhan dan kesejukan,” ujar Khofifah.

Khofifah juga memastikan tidak ada politisasi dalam kegiatan Peringatan Harlah Ke-78. Tidak ada simbol-simbol lambang tertentu yang menandakan adanya politisasi dalam peringatan hari lahir karena acara tersebut telah berlangsung secara khidmat.

”Secara organisasi dan kelembagaan juga tidak ada arahan untuk dukung-mendukung. Organisasi itu tidak ada hak pilih,” kata Khofifah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama  Khofifah Indar Parawansa saat memberikan keterangan pers seusai Peringatan Hari Lahir Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
KOMPAS/HIDAYAT SALAM

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa saat memberikan keterangan pers seusai Peringatan Hari Lahir Ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Mengenai dirinya masuk ke dalam tim kampanye salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden, Khofifah memastikan akan mengajukan surat cuti pada 21 Januari 2024. Khofifah menyatakan, secara resmi akan melayangkan surat nonaktif jadi Ketua Umum PP Muslimat NU kepada PBNU pada Sabtu (20/1/2024) malam.

”Nanti malam saya akan menyampaikan surat ke PBNU untuk nonaktif karena saya juga salah satu ketua PBNU. Insya Allah mulai besok saya nonaktif, kira-kira begitu,” katanya.

Editor:
ANITA YOSSIHARA
Bagikan