Para Korban Pemerkosaan Mei 1998 Menanti Penjelasan
Korban kekerasan seksual Tragedi Mei 1998 yang masih hidup mempertanyakan mengapa mereka dikorbankan. Namun, mereka tidak mungkin mengungkapkan keingintahuan itu secara langsung ke publik karena tidak ada perlindungan.
Ita Fatia Nadia (65), salah satu Tim Relawan Kemanusiaan Kemanusiaan Mei 1998, berbicara dengan suara tertahan saat menceritakan pengalamannya menolong korban kekerasan seksual 25 tahun silam. Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta akibat krisis ekonomi, pada 12 Mei 1998, telepon di kantor Ita, Yayasan Kalyanamitra, berdering. Mereka mendapat informasi ada pemerkosaan di Pluit, Jakarta Utara.
Informasi itu juga segera disampaikan Ita kepada Ketua Tim Relawan Kemanusiaan Mei 1998, Sandyawan Sumardi. Tidak lama kemudian, Kalyanamitra kembali ditelepon orang tak dikenal bahwa telah terjadi penjarahan di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Alhasil, Ita berbagi tugas dengan timnya. Ia bergegas pergi ke Glodok. Di lokasi itu, ia menemukan empat perempuan Tionghoa berusia 25-40 tahun dianiaya. โBeberapa perempuan itu sudah diseret-seret. Saya bingung. Saya dengan dua teman saya maju. Itu entah kekuatan dari mana. Orang yang baru menyeret itu langsung minggir. Saya peluk tiga perempuan ini, satu lagi sudah terduduk,โ kata Ita saat ditemui di rumahnya di Yogyakarta, Sabtu (13/5/2023).